RAMPI
Nama saya Yuli,saya seorang Bidan desa di desa Tedeboe(desa yang sangat terpencil)tepatnya dikecamatan Rampi,kabupaten Luwu Utara +86 Km dari Masamba pusat kota kabupaten.Untuk menmpuh daerah tersebut transportasi yang bias digunakan hanya ojek dan pesawat terbang yang berkapasitas muatan maksimal 7 orang.untuk ongkos ojek dari kota kabupaten ke kecamatan Rampi berkisar antara 400-500ribu,sedangkan pesawat 115ribu.lama perjalanan ojek sekitar 2malam 3 hari.
.Pada tanggal 18 januari 2007 tepatnya hari jumat saya berangkat ke Rampi untuk ke-2 kalinya dengan menumpangi pesawat DAS yang bermuatan Cuma untuk delapan penumpang saja, bersama suami dan beberapa orang teman,waktu itu saya dalam keadaan hamil 6 bulan.sampai diPuskesmas Rampi,saya harus menempuh perjalanan dengan berjalan kaki +1 hari untuk sampai didesa Tedeboe ( desa yang paling terpencil di kecamatan rampi ).Dan keesokan harinya bersama suami dan teman saya,saya kemudian melanjutkan perjalanan ke Desa Tedeboe.Kami berangkat pukul 08.00 WITA dan sampai didesa Tedeboe tepat pukul 18.00 WITA.saat itu saya tidak bisa berbuat apa-apa,untuk menggerakan kaki saja aduuuh sakitnya minta ampun,belum lagi kondisi bayi yang saya kandung dalam 2 hari gak bergerak.tapi semua itu mampu sedikit terobati dengan sambutan dari penduduk setempat,mereka sangat ramah walaupun ada beberapa orang yang sedikit heran dengan tingkah laku kami,maklum mereka sangat terisolir,gak ada lampu,gak ada signal yang ada Cuma hutan,hutan dan hutan.sedangkan motor saja masuk didaerah tersebut pertama kali pada bulan mei 2006.
Bulan pertama kami tidak mendapat kendala yang berarti,memasuki bulan kedua,mulailah kami kehabisan bekal ditambah teman saya kembali kekota untuk suatu urusan penting,sedangkan saya memutuskan untuk tinggal sampai usia kandungan saya menginjak 9 bulan.sehari-hari saya Cuma mengandalkan beras sama sayur pemberian dari penduduk setempat,maklum waktu itu saya juga kehabisan uang.
Hari berganti hari,minggu berganti minggu dan bulanpun berganti,Akhirnya tibalah saatnya saya untuk kembali kekota,namun sayang dengan kondisi saya yang sedang mengandung 9 bulan dan keuangan yang tidak mencukupi akhirnya saya memutuskan untuk berjalan kaki 28 KM untuk sampai diPKM Rampi.saat itu hujan begitu derasnya,saya berangkat pukul 07.00 WITA bersama suami yang setia menemani tetap berjalan berdua meskipun dengan kondisi pakaian basah kuyup dan kaki sempoyongan kami tetap semangat berjalan ditengah hutan belantara,harapan kami Cuma satu mudah –mudahan kami tiba dengan selamat,
Penderitaan berjalan kaki berhenti sampai di PKM Rampi karena bisa dilanjutkan dengan pesawat,Namun sayang seribu kali sayang sesampainya diPKM pukul 19.00 WITA,kami mendapat kabar yang kurang mengenakan”pesawat sudah berhenti beroperasi” (masa kontraknya habis).
Akhirnya saya berunding bersama dokter (dr.Martinus Burapayung) dan para teman –teman yang ada di PKM untuk mencari solusi apakah saya tetap tinggal karna tapsiran persalinan saya sisa dua minggu,atau tetap pulang dan berjalan kaki selama 4 malam 5hari,lalu ada teman yang mengusulkan untuk mengambil jalan pintas (jln potong) 2malam 3hari,setelah saya di buatkan peta / rute perjalanan (jalan pintas) akhirnya saya dan suami saya sepakat untuk melanjutkan perjalanan pulang dengan mengambil jalan pintas (jln potong) jalan yang menghubungkan sul-sel dan sul-teng.yang kira –kira berjarak 45 KM dari kota kaecamatan Rampi.
Esok hari pukul 06.00 WITA saya dan suami saya mulai berjalan terus berjalan setelah naik turun gunung,melewati hutan, menyebrangi sungai. Bergeser 7 KM dari PKM Rampi saya bertemu dua orang pemuda gonrong dan bertato yang kebetulan berasal dari desa tempat saya tugas (Tedeboe) karna mereka juga ingin melewati jalur yang sama akhirnya sya putuskan untuk jalan bersama. setelah jauh berjalan tepat pukul 14.00 WITA kami berempat sepakat untuk berrhenti berjalan istirahat di pondok sekitar 12 KM meninggalka PKM (totahi nama t4 pos terakhir) dan berjalan kembali besok pagi,tidak mungkin kami melanjutkan perjalanan karna setelah pondok itu tidak ada lagi pondok (pos terakhir) dan purutku juga terasa sakit sekali,sesekali ku elus sambil meneteskan air mata dan terus berdoa mudah-mudahan jabang bayi yang ada dalam perutku ini sehat.tak terasa telah dini hari tepat pukul 4.00 dini hari saya dan teman2 membuat bekal selama dalam perjalanan,setelah semuanya beres kami mulai berjalan.diantara perjalanan itu saya terhibur dengan canda tawa teman – teman seolah-olah rumah saya sudah dekat,tapi yang membuat saya sedih berjalan sambil menangis ketika teman tak sengaja menyanyikan lagu Iwan fals judulnya IBU liriknya seperti ini Ribuan kilo jalan yang kau tempuh lewati rintangan demi anakmu tercinta,walau tlapak kaki penuh darah penuh nanah dsb…mendengar lagu itu entah mengapa air mata saya menetes dan tak bias tertahankan.
kira-kira pukul 13.00 WITA saya dan teman2 telah sampai di puncak gunung dan sudah memasuki wilayah SUL-TENG kami beristirahat sejenak meluruskan kaki,makan siang dll setelah itu kami melanjutkan perjalanan .dan singkat cerita kami telah melewati 45 KM dari Kec Rampi dan sudah lepas dari hutan tiba di desa pertama yaitu desa……. Di kec : Bada, Kab : Poso, Prov : SUL-TENG pukul 20.30,karna kami tidak punya sanak saudara akhirnya kami melapor ketokoh masyarakat yang ada di desa (seorang pendeta) dan dia mau menerima kami untuk istrahat sampi besok pagi .
Perjalanan belum berakhir tapi kami harus berpisah dengan teman karna mereka ingin melanjutkan perjalanan tetap jalan kaki menuju kota palu,tapi karna saya dan suami saya tidak sanggup lagi berjalan akhirnya saya dan suami saya putuskan menumpangi sebuh mobil Hartop open cap dengan ongkos sebesar 80 rb pukul 9.30 WITA saya dan suami saya berdiri di belakang karna mobil itu penuh dengan barang jadi saya tidak kebagian tempat duduk,singkat kata lama berdiri pukul 17.00 WITA akhirnya kami tiba di kota Tentena yang berjarak 180km dari kecamatn Bada..Tapi lagi-lagi sayang seribu sayang karana saya terlambat masuk terminal Tentena akhirnya mobil Bus yang melewati kota Masamba (Lutra) sudah pada lewat semua. Dan karna uang yang saya pegang saat itu pas pasan tidak cukup untuk sewa kamar (wisma).dan kebetulan suami saya punya keluarga di kota Palu jadi akhirnya saya putuskan untuk menuju kota palu yang berjarak 400KM dari kota Tentena. sy menumpangi mini bus pukul 18.00 meninggalkan kota tentena menuju kota palu dan tiba di palu pukul 23.00 WITA.disana saya beristrahat selama 3 hari karena saya khawatir keadaan jabang Bayi yang ada dalam perut saya.setelah semuanya agak baikan rasa capek sudah hilang.pukul 17.00 saya dan suami saya terbang menuju makassar kebetulan disana kami di beri ongkos pesawat oleh keluarga suami saya.tiba di bandara Hasanuddin kira – kira pukul 17.50.dari bandara saya masih melanjutkan perjalanan kerumah yang berjarak sekitar 50 KM menempuh perjlanan selama 2 jam tepatnya di Kab Gowa Jln Poros Malino .
Singkat ceritax pada akhirnya Apa yang kami tunggu2 yang telah lama di nantikan akhirnya terwujud dan Pada tanggal 30 April 2007 pukul 19.40 WITA lahir dengan selamat anak laki – laki yang di beri nama oleh kakeknya M.HUSAIN ARIEF .
0 Response to "suka duka Rampi"
Post a Comment